TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta pemerintah pusat untuk mengkaji ulang proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall. Menurut Anies, pengkajian ulang itu agar proyek tersebut tak bermasalah di kemudian hari.
"Harus dikaji lagi karena banyak studi yang mempertanyakan kembali kemanfaatan dari Giant Sea Wall," ujar Anies Baswedan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 16 Januari 2019.
Baca : Muslimat NU Hadirkan 1.000 Ibu-ibu, Anies Diminta Siapkan Ini
Anies Baswedan tak menerangkan hasil studi mana yang ia maksud tersebut. Tetapi, ia mengatakan kondisi teluk di Jakarta berbeda dengan wilayah lain. Menurut dia ada 13 sungai yang bermuara di bagian utara Jakarta, sehingga membutuhkan kajian yang betul-betul matang dalam menentukan kebijakan.
Selain itu, Anies khawatir tanggul raksasa akan membuat air yang masuk ke daratan tak bisa keluar lagi karena terhalang dinding raksasa. Hal tersebut ,yang menurut Anis, dapat menimbulkan potensi masalah ke depannya.
"Jadi yang sudah jelas kami dukung dan laksanakan itu tanggul pantai. Kalau yang di luar itu (tanggul raksasa), kami harus matangkan dulu," kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah mengembangkan giant sea wall menjadi national capital integrated coastal development (NCICD).
Pembangunan itu dibangun dalam tiga tahapan, yakni tahap A berupa penguatan sistem tanggul laut dan sungai yang telah ada, tahap B akan dimulai pada periode 2018-2025 berupa konstruksi tanggul laut lepas di pantai bagian barat Teluk Jakarta, dan tahap C akan ditandai dengan pembangunan tanggul laut lepas pantai di Timur Teluk Jakarta.
Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Air dan Sumber Daya Air Firdaus Ali mengatakan pihaknya tengah mematangkan kajian soal tanggul itu.
Simak pula :
Khofifah dan Yenny Wahid Temui Anies Baswedan di Balai Kota
"Studi harusnya sudah selesai akhir tahun 2018, tapi kemungkinan akan berlanjut studi desainnya sampai ke akhir tahun 2019. Tahun 2020 harusnya sudah groundbreaking," ujar Firdaus saat dihubungi pada Selasa, 11 Desember 2018.
Ali menjelaskan, dalam proses kajian itu, tak hanya Pemprov DKI saja yang dilibatkan, tetapi juga Pemprov Banten dan Pemprov Jawa Barat. Selain itu, tenaga ahli dari Belanda, Korea, Jepang, dan Indonesia juga duduk bersama mengkaji tanggul laut raksasa, seperti disebut juga Anies Baswedan, yang diperlukan untuk menanggulangi banjir rob di Jakarta.